BUPATI ORASI ILMIAH PADA WISUDA STKIP YAPIS DOMPU
DOMPUKAB.GO.ID – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Dompu tahun 2017, mewisuda sebanyak 112 orang wisudawan wisudawati untuk enam program studi Sarjana Strata Satu (S1), di gedung Paruga Samakai Dompu, Kamis (9/3/2017).
Wisuda STKIP Yapis Dompu ke IV (empat) yang mengangkat tema “Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship Untuk Meningkatkan Kamandirian Dan Daya Saing Daerah Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), mengundang Bupati Dompu Drs. H. Bambang M. Yasin untuk menyampaikan orasi ilmiah dengan judul ‘Jagung Sebagai Lokomotif Pembangunan di Kabupaten Dompu’.
Mengawali orasinya, Bupati menyampaikan selamat kepada wisudawan-wisudawati, sembari berharap agar menjadi agen perubahan dan motivator pembangunan di Dompu.
Bupati mengungkapkan, program Terpijar (Tebu, Sapi, Jagung dan Rumput Laut) bidang penanaman jagung merupakan salah satu program unggulan daerah yang telah mampu menumbuhkan ekonomi rakyat, menurunkan angka kemiskinan, membuka lapangan kerja, meningkatkan indeks pendapatan masyarakat, meningkatkan daya beli, menumbuhkan usaha kecil dan menegah dan berdampak positif pada bidang kesehatan dan pendidikan sosial kemasyarakatan.
Dengan program penanaman jagung, Dompu mampu menghadirkan investasi dalam daerah yakni pabrik gula yang dibangun Perusahaan Sejahtera Mandiri Sentosa (PT.SMS) di Kecamatan Pekat dan investasi perusahaan pertambangan emas dan tembaga oleh PT.STM (Sumbawa Timur Maining) di Kecamatan Hu’u.
“Keberhasilan program jagung serta kehadirian pabrik gula dan perusahaan pertambangan emas harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh wisudawan wisudawati tanpa harus berharap bekerja di pemerintahan untuk menjadi tenaga honor maupun sukarela yang belum tentu ada gajinya,” ungkap Bupati.
Melihat peluang usaha yang telah ada, Bupati membuka daya pikir wisudawan wisudawati untuk kreatif melihat peluang usaha agar menjadi manusia yang sukses. “Banyak hal yang bisa dilakukan, seperti menjadi wirausaha yang tentunya menjanjikan kesejahteraan yang lebih baik,” kata Bupati.
Menjadi wirausaha atau pengusaha, kata Bupati merupakan seseorang yang bebas, terutama bebas mengelola keuangan dan pendapatannya tidak diketahui jumlahnya oleh orang lain.
“Kalau pengusaha itu, uang di dompetnya tidak diketahui orang lain, beda dengan pekerja atau pegawai negeri yang tentunya standar pendapatannya diketahui orang lain. Jadi kalau pendapatannya tidak wajar bisa diperiksa oleh alat negara yang melakukan pengawasan terhadap keuangan,” ujar Bupati yang sudah 15 tahun menjadi pengusaha dan telah membangun 15 unit pabrik kelapa sawit di pulau Kalimantan.
Sebelum mengakhiri orasinya, Bupati kembali mengajak kepada peserta wisuda untuk mampu berpikir kreatif dalam menjemput peluang usaha yang telah dibangun oleh pemerintah melalui program penanaman jagung maupun investasi perusahaan pabrik gula dan perusahaan pertambangan emas dan tembaga yang akan segera beroperasi dalam waktu 3 tahun kedepan. (HUMAS)