DI PENAS, PRESIDEN JOKO WIDODO APRESIASI KEBERHASILAN JAGUNG DOMPU

Saturday, May 6th 2017. | BERITA
presiden di penas aceh

Presiden Joko Widodo memukul beduk penanda pembukaan Penas KNTA ke 15 di Aceh. (foto:dokumen/MetroTv)

DOMPUKAB.GO.ID – PADA pembukaan Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KNTA) di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Sabtu (6/5).

Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo mengapresiasi keberhasilan Pemerintah Kabupaten Dompu yang dipimpin Bupati Drs. H. Bambang M. Yasin, karena telah berhasil membangun ekonomi rakyat melalui Program unggulan daerah TERPIJAR bidang penanaman jagung.

Selain membangun ekonomi rakyat, program penanaman jagung yang dicanangkan pada tahun 2010 tersebut, telah mampu mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM), mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, meningkatkan daya beli masyarakat, menghadirkan investasi dalam daerah dan yang lebih hebat program ini telah berkontribusi dalam mengurangi impor jagung Nasional dari 3,6 juta ton menjadi 900 ribu ton di tahun 2016.

Keberhasilan program penanaman jagung yang dicanangkan H. Bambang tidak terlepas dari peran serta seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah maupun Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) lebih-lebih Pemerintah Pusat melalui sejumlah Kementerian.

Kehebatan program penanaman jagung semakin kuat, saat Presiden Indonesia ke tujuh tersebut, mengunjungi Dompu pada Festival Tambora Menyapa Dunia 11 April 1815-2015 sekaligus melakukan panen raya jagung di daerah yang bermottokan Bumi ‘Nggahi Rawi Pahu’ (Satu Kata dengan Perbuatan, red).

Kala itu, Presiden menyempatkan diri berdialog dengan petani yang mengeluhkan bahwa harga jagung hanya bermain pada angka Rp. 1.500 sampai Rp.1.700/Kg yang dirasakan rugi oleh petani.

Mendengar keluhan tersebut, Presiden mengeluarkan Inpres (Instruksi Presiden) untuk menetapkan harga jagung melalui HPP (Harga Patokan Pemerintah, red) dan menghentikan impor jagung dari luar negeri. Alhasil, petani jagung semakin sejahtera dan Kabupaten Dompu menjadi femiliar dimata Presiden karena petani jagung menuai hasil jerih payah dengan harga yang berkisar Rp. 3.400 hingga Rp. 3.700/Kg-nya.

Mengingat hal tersebut, apabila setiap acara yang berkaitan dengan masalah pertanian. Presiden pasti mengapresiasi Kabupaten Dompu. Salah satunya pada Penas KNTA di Aceh. Beginia cara Presiden mengapresiasi Kabupaten Dompu melalui sambutannya :

“Saya sangat senang sekali, saya sangat berbahagia sekali datang ke acara petani dan nelayan. Saya sudah menunggu – nunggu untuk datang di acara ini supaya bisa bertemu dengan bapak/ibu sekalian. Karena kita ingat, dulu ketika waktu kecil sering mendengar nasehat, kalau tidak ada petani yang bekerja keras, kita mau makan apa? Kalau tidak ada nelayan yang bekerja keras, kita mau makan ikan apa. Saya ingat itu waktu kecil, makanya kita harus sayang sama petani dan sayang pada nelayan,” ungkap Presiden.

Lanjutnya, saya ingat 2 tahun lalu saya datang ke Provinsi Jawa Timur ke Kabupaten Magetan. Kemudian saya datang lagi ke Kabupaten Dompu NTB. Saat itu petani marah, berkeluh kesah pada saya mengenai harga jagung yang saat itu, di lapangan petani menyampaikan harganya Rp. 1.500 sampai Rp. 1.700. Pak kami rugi gede. Pak kita rugi besar karena harganya jatuh.

Kenapa jatuh? Karena importnya besar pak. Saya cek importnya, betul 3,6 juta ton dan saat itu juga saya perintahkan ke Menteri Pertanian untuk 5 tahun ini supaya tidak ada import lagi jagung.

1 tahun setelah saya datang ke Dompu, saya buatkan Inpres harga jagung. Harga yang kita tetapkan saat itu, Rp. 2.700. Dalam keadaan basah 2.700. Sebelumnya Rp. 1.500 sampai Rp. 1.700 dengan dipaksa harga seperti itu, petani bergairah untuk menanam karena menguntungkan.

Sehingga, tadi saya tanya ke Mentri Pertanian. Bagaimana import jagung saat ini, pada akhir 2016. Import jagung tinggal 900 ribu dari 3,6 juta ton. Ini kerja keras petani. Petani jagung, karen harganya naik.

Tahun ini kita harapkan tidak ada import jagung karena tinggal 900 ribu, karena dalam 2 tahun yang 3,6 juta hanya jadi 900 ribu ton, karena itu saya kira tahun ini kita tidak import lagi karena sudah bisa dipenuhi oleh petani-petani kita dalam negeri.

Yang hadir di sini ada petani jagung? Yang dari Dompu ada? Dari daerah lain, Jawa Timur ada silahkan maju, yang petani jagung silahkan maju, yang ndak petani jagung, jangan maju. Dua orang saja silahkan maju.

Namun sayang, saat dipanggil Presiden untuk maju hanya Abdul Muhyi dari Kabupaten Sampang Madura Jawa Timur, Feli Paputungan dari Sulawesi Utara Kota Papulungan dan Safii Ketua Kelompok Tani Lahan Basah dari Kabupaten Lombok Timur yang mengaku menaman jagung dengan hasil produksi mencapai 8 ton dengan harganya Rp. 3.700/Kg.

Mendengar pengakuan petani tersebut, Presiden mengatakan bahwa hal-hal seperti ini yang harus ditularkan ke saudara-saudara di kabupaten provinsi yang lain. “Harganya semakin mahal ini, saya senang. Ndak apa. Dulu saya ke Dompu banyak yang marah karena harganya rendah Rp.1.500 sampai Rp.1.700,” kata Presiden.

Lanjutnya, Kita sekarang sedang gencar-gencar membangun waduk. Ada 49 waduk besar yang kita bangun dari Sabang sampai Merauke. Banyak sekali, tapi yang paling banyak di NTT, NTB karena di situ sangat membutuhkan. Yang kita harapkan waduk-waduk ini, (karena) Pertanian ini butuh air. Ndak ada Air, mana kita mau nanam?

Kedua, tahun ini say sudah perintahkan ke Mentri Pertanian, Mentri Desa untuk bangun waduk-waduk kecil. Target kita 30 ribu waduk kecil harus jadi. Kemudian irigasi yang dulu kita targetkan selesai 3 tahun. Tadi tanya, bagaimana waduk sekunder? Sampai saat ini sudah sampai 3 juta Ha.

Saya ingin menyampaikan bahwa jangan kita ini terpaku tanaman-tanaman tertentu saja, karena sebenarnya komoditas harganya terus naik dan masih kurang kakao. Pabriknya ada, suplainya masih kurang.

Kopi, harganya naik terus. Tadi Gubernur sampaikan harganya naik terus. Saya dulu hampir tiap pagi minum kopi, karena kopi di Gayoh enak sekali, tapi di daerah-daerah lain ada kopi yang spesial harganya. Bisa sangat bagus. Kenapa tidak kita tanam, kenapa tidak kembangkan.

Mete, itu harganya baik. Kenapa tidak kita tanam. Gubernur, Bupati, Wali Kota kenapa tidak kita mulai. Lihat tanaman-tanaman unggulan untuk daerahnya yang memiliki harga yang baik.

Demikianlah cara Presiden mengapresiasi keberhasilan Program penanaman jagung di Kabupaten Dompu. Semoga dapat memotivasi kita untuk terus bekerja dan bekerja membangun kesejahteraan ekonomi rakyat, khususnya di sektor Pertanian. (HUMAS)

Share and Enjoy !

Shares
tags: , , , , , ,

Related For DI PENAS, PRESIDEN JOKO WIDODO APRESIASI KEBERHASILAN JAGUNG DOMPU