Kabupaten Dompu terletak di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan memiliki sejarah panjang yang penuh nilai budaya serta perjuangan. Dari masa kerajaan Dompu yang berdiri berabad-abad lalu hingga masa kemerdekaan dan era modern, Dompu telah menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah Indonesia bagian timur.
Kerajaan Dompu merupakan salah satu kerajaan tertua di Pulau Sumbawa, berdiri sekitar abad ke-14. Dipimpin oleh raja-raja yang bijaksana, kerajaan ini menjalin hubungan dagang dengan kerajaan lain seperti Gowa, Majapahit, dan Makassar. Nilai-nilai adat dan sistem pemerintahan lokal mulai terbentuk pada masa ini.
Pada abad ke-17, pengaruh bangsa Eropa mulai terasa di wilayah Dompu. Belanda datang untuk menguasai jalur perdagangan di Pulau Sumbawa. Namun, rakyat Dompu tetap mempertahankan kedaulatan dan budaya lokal di tengah tekanan kolonialisme.
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, rakyat Dompu menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia. Semangat perjuangan dan gotong royong menjadi fondasi utama dalam membangun daerah ini pasca kemerdekaan.
Pada masa Orde Baru, Dompu berkembang pesat di sektor pertanian, terutama dengan program intensifikasi tanaman pangan dan perkebunan. Infrastruktur seperti jalan, sekolah, dan rumah sakit mulai dibangun, menjadikan Dompu sebagai salah satu daerah penghasil jagung terbesar di NTB.
Di era modern, Kabupaten Dompu fokus pada pembangunan berkelanjutan dan digitalisasi pemerintahan. Program smart city, layanan publik berbasis teknologi, dan pengembangan sektor pariwisata seperti Gunung Tambora dan Pantai Lakey menjadi prioritas utama.
Salah satu raja Dompu yang terkenal bijaksana dan berperan dalam memperkuat hubungan diplomatik dengan kerajaan lain di Pulau Sumbawa.
Tokoh perjuangan kemerdekaan asal Dompu yang turut berperan dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Tokoh pendidikan dan budaya asal Dompu yang berkontribusi besar dalam pengembangan pendidikan dan pelestarian adat istiadat Dompu.