Diskominfo Dompu Gelar Webinar Tentang Vaksin Aman Masyarakat Sehat
DOMPUKAB.GO.ID – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Dompu, Kamis (26/11/2020) menggelar kegiatan Web Seminar (Webinar) atau yang dikenal dengan pertemuan atau presentasi online yang diadakan melalui Internet secara real-time.
Acara yang berlangsung di ruang rapat Bupati Dompu ini, dipimpin Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Dompu Ir. Fakhrudin A. Wahab, M.Si dan Sekertaris Dinas Kesehatan (Dikes) Dompu Maman SKM, M.Kes, selaku Narasumber pada kegiatan ini.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Dompu Ir. Fakhrudin A. Wahab, M.Si, dalam pemaparannya menyampaikan, menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hoaks atau hoax adalah berita bohong atau berita yang tidak bersumber. “Hoax adalah Informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah olah benar adanya,” ungkap Ir. Fakhrudin A. Wahab, M.Si.
Mengenai dampak berita Hoax lanjut Ir. Fakhrudin A. Wahab, M.Si, menurut UNESCO, penyakit kedua yang menyertai pandemi Covid-19 ini, ada pada orang yang tidak bisa membedakan Informasi yang benar dan dari mana sumbernya berasal.
“Hal ini sangat membahayakan masyarakat apabila masih mempercayai Informasi hoax. Terutama merugikan bagi keselamatan masyarakat dan mempersulit upaya penanganan Covid-19,” jelasnya.
Ir. Fakhrudin A. Wahab, M.Si menyebut, kondisi terkini Covid-19 yakni berdasarkan update perkembangan Covid-19 di Indonesia pada tanggal 25 November 2020 antaralain Terkonfirmasi sebanyak 506.302 orang, Sembuh 425.313 orang dan meninggal 16.111 orang.
“Sedangkan update perkembangan Covid-19 di Kabupaten Dompu pada tanggal 25 November 2020 antaralain Terkonfirmasi 319 orang, 288 orang dan meninggal 13 orang,” bebernya.
Ir. Fakhrudin A. Wahab, M.Si, untuk berhati hati isu hoax terkait Vaksin. Ia menyarakan agar terlebih dahulu mengecek (cek dan ricek) kevalidan Informasi. “Jangan langsung membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya,” saranya.
Ditambahkan Ir. Fakhrudin A. Wahab, M.Si, pentingnya juga Literasi Digital yang intinya mengarahkan agar melakukan pengecekan sumber berita dan memastikan Informasi yang didapat dari yang kredibel serta mengecek kembali kevalidan Informasi.
Berbagai informasi menanyakan kepada yang ahli apakah berita atau informasi itu benar adanya. Jangan terprovokasi, terkadang ada informasi yang sengaja dibuat untuk memancing emosi dari pembacannya dengan maksud dan tujuan tertentu, maka itu pastikan bersifat netral dan tidak mudah terprovokasi.
“Bedakan Informasi dengan Informasi dari sumber yang lainnya. Cek secara jeli dan bila perlu gunakan tool google untuk mencari informasi lainnya yang serupa dan perbanyaklah membaca, banyak referensi sangat baik untuk membandingkan benar dan tidaknya Informasi,” terangnya.
Sementara itu, Sekertaris Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Dompu, Maman SKM, M.Kes, melalui pemaparan mengatakan, bahwa Vaksin aman dan masyarakat sehat.
Tujuan pembangunan kesehatan, meningkatkannya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat, kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
“Berdasarkan Undang-Undang nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka panjang Nasional tahun 2006 – 1026, Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,” paparnya.
Lanjut Maman SKM, M.Kes, Visi Pemkab Dompu Tahun 2016-2021 terwujudnya Dompu yang mandiri dan religius. Misi ketiganya meningkat pelayanan pendidikan, kesehatan terjangkau dan berkualitas. “Tujuannya, mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan,” jelasnya.
Sedangkan untuk sasarnya, meningkatkan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata dan bermutu. Mendeteksi kasus kasus kesehatan dan meningkatkan strata Posyandu menuju Posyandu Mandiri. “Salah satunya memberikan immunisasi,” terangnya.
Maman SKM, M.Kes menjelaskan,
Immunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit primer
Bermanfaat dalam menurunkan angka kesakitan, kematian bayi
Perlu diwaspadai kemungkinan KIPI
Setiap KIPI harus segera dilaporkan dan ditindak lanjuti untuk pengamanan program immunisasi.
“Pada prinsipnya kita siap untuk menyukseskan pelaksanaan pemberian vaksin covid 19 pada saatnya, sesuai Standar Prosesdur Operasional yang berlaku,” katanya.
Selain itu, Imunisasi merupakan upaya Intervensi Kesehatan yang paling sukses dan cost effectiv. Tujuan imunisasi dapat dicapai hanya dengan cakupan yang tinggi, merata dan berkualitas di semua level administrasi perlu dukungan semua pihak untuk meningkatkan kemauan dan kesadaran masyarakat untuk imunisasi
Kontribusi Imunisasi untuk membentuk generasi sehat, kuat dan berdaya saing unggul.
Tujuan dari penyelenggaraan program imunisasi nasional, yaitu untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang diakibatkan oleh Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi atau PD3I. PD3I tersebut diantara seperti penyakit polio, campak, hepatitis B, tetanus, pertusis atau batuk rejan, difteri, rubella atau campak jerman, pneumonia atau radang paru dan meningitis atau radang selaput otak. Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian karena PD3I ini sangat penting karena dengan dikendalikannya PD3I maka akan berdampak positif terhadap penurunan angka kematian bayi dan balita.
*Dalam imunisasi dikenal istilah herd immunity atau kekebalan kelompok. Nah, apakah yang dimaksud dengan kekebalan kelompok ini*
Herd immunity merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal terhadap penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect) yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang bukan merupakan sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan. Jadi, apabila kelompok yang rentan seperti bayi dan balita terlindungi melalui imunisasi, maka penularan penyakit di masyarakat pun akan terkendali sehingga kelompok usia yang lebih dewasa pun ikut terlindungi karena transmisi penyakit yang rendah.
“Herd immunity ini dapat dicapai hanya dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata. Berdasarkan konsep ini, maka pada daerah kantong dengan cakupan imunisasi rendah, bila muncul kasus pd3i maka penyebaran akan cepat sekali!!! Anak yang tidak diimunisasi berisiko menjadi kasus dan juga sumber penularan pd3i bagi anak-anak lainnya,” tandasnya. (TM KOMINFO)