SINOPSIS KAREKU KANDEI, TARIAN MASSAL SAREMBA TEMBE
KAREKU KANDEI
Pada tradisi KAREKU KANDEI merupakan aktivitas kehidupan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Dompu, KAREKU adalah mengetuk LESUNg dengan menggunakan Alu (ARU) dengan irama dan gerakan tertentu, sehingga menimbulkan suara dan gerak yang menarik perhatian masyarakat di sekitarnya.
KAREKU adalah panggilan dan pemberitahuan untuk para tetangga agar segera hadir dalam kegiatan gotong royong “ MBAJU NDIHA “, mbaju Ndiha adalah salah satu wujud kegotong royongan hidup masyarakat dalam berbagai acara upacara budaya atau keagamaan di tengah masyarakat, keluarga, tetangga datang dengan membawa hasil-hasil pertanian berupa padi, jagung dll untuk diserahkan kepada keluarga yang berhajat sebagai bentuk bantuan atau urunan untuk meringankan beban yang sedang melakukan acara.
TARIAN MASSAL SAREMBA TEMBE
Tarian kolosal “ SAREMBA TEMBE” adalah sebuah tarian garapan baru yang dipadukan dengan menggunakan kain (Tembe) sebagai aksesorisnya. Tarian Saremba Tembe mengingatkan kita akan masyarakat Dompu tempo dulu, dimana Saremba dan Katente adalah jenis pakaian yang pertama, setelah kaum wanita Dompu menegetahui MEDI RA MUNA yang dilakukan secara tradisional.
Khusus di Kabupaten Dompu “Tembe Ngoli “ adalah merupakan hasil tenunan kaum wanita yang dilakukan sebagai aktifitas tambahan disela-sela mereka membantu suami bercocok tanam, baik disawah, ladang maupun aktifitas rumah tangga lainnya.
Tarian saremba tembe menggambarkan suka cita sekaligus rasa syukur atas keberhasilan melimpahnya hasil pertanian, dalam kesaharian masyarakat Dompu menggunakan tembe nggoli sebagai gaun/ pakaian yaitu RIMPU dan KATENTE serta SAREMBA bagi kaum laki-laki.
TEMBE dalam kesaharian masyarakat Dompu memiliki multi fungsi bisa digunakan sebagai selimut pada saat kedinginan, digunakan sebagai parasutpada saat terjun, digunakan sebagai pelampung sat berenang, dan pada saat musim panen sarung dapat berperan sebagai wadah saat mengankut hasil panen, dan masih banyak lagi manfaat sarung dalam kehidupan.
SAREMBA DAN KATENTE TEMBE
Seni berpakaian adalah budaya yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat, dimasyarakat Dompu berpakaian atau berbusana adalah fenomenal yang terus berkembang dan maju bersama perkembangan peradapan kehidupan manusia.
Pengenalan bahan pembuat kain sudah mulai dengan munculnya kegiatan “MUNA RA MEDI”
KATENTE (Keringsing) mengenakan kain tenun berupa sarung Nggoli dengan cara ujung sarung atas dilipat sesuai ukuran pinggang kemudian digulung sampai ujung bawah sarung diatas mata kaki, khusus bagi kaum laki-laki dalam berbusana biasanya menggunakan Katente, celana pendek dan badan diselubungi dengan kain atau WERI untuk ke sawah ataupun aktifitas lain.
SAREMBA (Selempang) adalah seni berpakaian masyarakat Dompu dengan cara memakai sarung yang diselempangkan pada badan atau pada salah satu pundak, Ketika ber aktifitas kain selempangan (Saremba) akan berubah posisi menjadi dililitkan pada pinggang yang disebut dengan BUHU KEBI.
SAMBOLO (DESTAR) adalah model tutup kepala yang terbuat dari kakin tenun yang disebut Muna Pa’a (Tenunan Pahat) oleh kaum wanita Dompu, Model tutup kelpala Sambolo merupakan budaya asli Suku Mbojo (Bima-Dompu) dimana cara pemakaiannya adalah kain Muna Pa’a tersebut dilipat sebesar empat jari sehingga membentuk lipatan segitiga kemudian dililitkan pada kepala, ujung segtitiganya menjorok ke atas dan ujung lainnya lagi menjorok ke bawah mengarah kebawah mengarah ke pelipis kiri dan bagian atas dibiarkan terbuka. (HUMAS)